G. Mengembangkan bahan instruksional
Untuk membantu dalam penyampaian
materi pembelajaran, perancang menggunakan
bahan
instruksional yang diambil dari beberapa buku paket Bahasa Indonesia kelas IX (sembilan) yang sudah dijadikan dalam kumpulan bahan ajar (sejenis diktat) pengajaran
dengan kerangka kerja sebagai berikut.
Karya Tulis Imiah
Menyampaikan buah
pemikiran kepada orang lain dapat
dilakukan melalui berbagai cara, baik secara lisan maupun tertulis. Baik
penyampaian secara lisan maupun tertulis,
keduanya memerlukan latihan agar gagasan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah dipahami orang
lain. Salah satu bentuk penyampaian
gagasan secara tertulis adalah dengan
menyusun karya tulis, atau karya ilmiah. Biasanya, baik karya tulis maupun karya ilmiah
didahului dengan kegiatan penelitian. Namun demikian, pada pembelajaran ini
kalian akan diminta berlatih menyusun
karya tulis sederhana tanpa melakukan
penelitian. Kalian cukup mencari bahan dari pustaka atau buku-buku yang ada di perpustakaan
sekolah maupun koleksi pribadi.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat kalian ikuti
sebagai bentuk bimbingan menyusun karya
tulis sederhana.
1. Menentukan Topik
Topik adalah permasalahan
pokok yang akan dibahas dalam karya
tulis. Topik ini erguna sebagai pengendali agar apa yang disampaikan dalam
karya tulis lebih fokus atau lebih terarah. Pemilihan
topik harus tepat, menarik, dan bermanfaat baik bagi penyusun maupun
pembaca. Pada bagian pendahuluan karya
tulis harus diuraikan alasan pemilihan topik tersebut. Kalian dapat
melakukan pembatasan topik agar tidak terlalu luas pembahasannya.
Misalnya :
Topik : Lingkungan
Pembatasan topik : Penghijauan di
lingkungan sekolah
2. Pengumpulan Sumber Bahan/Pustaka
Sumber bahan penyusunan
karya tulis bisa diperoleh melalui
berbagai macam, antara lain:
penelitian, wawancara, tes,
dokumentasi maupun melalui membaca buku rujukan seperti buku dan media cetak lainnya.
3. Merancang Sistematika
Agar mudah dipahami oleh
pembaca, karya tulis disusun dengan sebuah sistematika. Berbeda dengan karya
tulis lanjutan, kali ini kalian hanya diminta menyusun karya tulis
sederhana. Secara sederhana, karya tulis memiliki sistematika sebagai
berikut.
I. Pendahuluan
II. Isi
III. Penutup
4. Mengembangkan Sistematika
Setelah bahan penulisan
karya tulis telah lengkap dan
sistematika telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan
kerangka menjadi karya tulis sederhana.
Penguraian pada masing-masing bab sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
(Uraikan latar belakang atau alasan pemilihan topik atau
pemilihan judul,
tuliskan permasalahannya, lalu kemukakan tujuan penulisan karya tulis
dan manfaat dari karya tulis tersebut).
Bab II Isi / Pembahasan
(Uraikan pembahasan terhadap topik yang dipilih berdasarkan sumber bahan yang diperoleh dari buku-buku
rujukan sejelas mungkin).
Bab III Penutup
(Sampaikan simpulan dari pembahasan yang sudah disampaikan pada
bagian sebelumnya kemudian sampaikan juga saran terhadap topik yang dibahas
dalam karya tulis).
5. Penulisan Daftar Pustaka
Sebagai bentuk
pertanggungjawaban kalian dalam mengutip atau mengambil informasi dari buku
rujukan tersebut adalah dengan
mencantumkan sumber bahan tersebut dalam daftar
pustaka. Lazimnya, daftar pustaka memuat judul buku, nama penyusun,
tahun penerbitan, nama penerbit dan kota tempatpenerbitan. Adapun, urutan
penulisannya yang lazim adalah: nama penyusun, tahun penerbitan, judul buku,
kota tempat penerbitan, dan nama
penerbit.
Contoh :
Judul buku : Menanam Mangrove, tahun
terbit : 1988, nama penyusun: Bambang Purwadi
Nama penerbit : CV Setia Hati, Kota
penerbitan: Semarang.
Penulisan daftar pustakanya adalah :
Purwadi, Bambang. 1988. Menanam Mangrove. Semarang: CV Setia Hati.
6. Contoh Karya Tulis Ilmiah
Tiga
contoh karya tulis ilmiah: makalah, penelitian, dan artikel
(terlampir).
7. Pengembangan
Kerangka Tulisan
Judul: Bahaya Narkoba Bagi
Generasi Muda
H. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Langkah-langkah evaluasi formatif dalam Suparman (2004 :276-284)
meliputi: 1) Review ahli; 2) Evaluasi satu satu; 3) Evaluasi kelompok
kecil (8-12 orang); dan 4) Uji coba lapangan. Desain instruksional ini
melakukan evaluasi formatif dengan cara review ahli bidang studi
evaluasi satu-satu, dan evaluasi kelompok kecil. Review ahli
bidang studi dilakukan oleh guru senior di MTs Negeri Sakatiga Ogan Ilir yaitu Lies
Anggraini, M.Pd. dengan pertimbangan bahwa beliau merupakan guru senior dengan pengalaman mengajar 13 tahun di MTs dan 5 tahun di IAIN Raden Fatah Palembang. Selain itu, Lies Anggrani di IAIN Raden
Fatah Palembang juga memiliki pengalaman dalam memberikan materi desain
instruksional kepada mahasiswanya sebagai salah satu mata kuliah yang
diampunya. Hal ini menguatkan perancang untuk memilih ahli tersebut untuk merevisi desain instruksional yang telah dibuat oleh perancang dengan menghasilkan perbaikan sebagai berikut.
1. Pembagian waktu harus diperhitungkan
secara cermat. Untuk tahap apersepsi tidak melebihi dari 10 menit.
2. Kegiatan bertanya jawab
tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati yang terdapat pada bagian rincian
kegiatan awal bagian kedua (pada langkah-langkah pembelajaran), seharusnya diletakan
pada kegiatan inti bagian pertama karena kegiatan tersebut sudah masuk pada
kegiatan inti.
3. Cermat dalam penggunaan
kata asing. Kata instrument yang berarti bentuk/alat penilaian pada
penilaian hasil belajar kurang tepat digunakan. Kalau yang dimaksudkan adalah
soal-soal yang akan diberikan lebih tepat menggunakan kata “butir soal”.
4. Penggunaan suatu kata
harus memperhatikan kekonsistenannya. Kalau pada bagian sebelumnya menggunakan
kata siswa, untuk selanjutnya tetap menggunakan kata siswa bukan “peserta
didik” seperti pada penggunaan kata “peserta didik” di bagian langkah-langkah
kegiatan pembelajaran. Selanjutnya kata siswa dipasangkan dengan kata guru,
bukan pendidik.
5. Sebaiknya tambahkan format
penilaian untuk karya tulis ilmiah yang dibuat siswa.
Evaluasi satu-satu, perancang
mengambil 3 (orang) siswa kelas IX (embilan) SMP/MTs tempat perancang bertugas untuk meninjau isi dan materi pelajaran
yang tercakup di dalam bahan ajar. Hal ini dilakukan untuk melihat terlebih
dahulu isi dan materi pelajaran tersebut sebelum nantinya akan diujicobakan di
kelas sebenarnya dengan mendengarkan masukan dan komentar dari siswa tersebut. Untuk evaluasi kelompok kecil, perancang
hanya mengambil 8 (delapan) siswa kelas IX (sembilan) SMP/MTs tempat perancang bertugas untuk melihat kekurangan dari masukan di
atas dan kemudian mengujicobakannya terlebih dahulu dalam kelompok tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk mencari komentar dan masukan tambahan tentang desain
instruksional ini.
Dari hasil evaluasi
satu-satu dan kelompok kecil, siswa memberikan komentar agar contoh karya tulis
ilmiah yang diberikan hendaknya membicarakan tentang topik seputar dunia
mereka-remaja. Hal ini mereka ungkapkan setelah melihat tiga contoh karya tulis
yang diberikan dan hanya dua yang mereka suka (diminati) untuk membacanya yaitu
tentang kenakalan remaja dan hubungan motivasi dengan prestasi belajar.
Perbedaan antara RPP yang sebelum dan sesudah direvisi dituliskan pada tabel
berikut.
Tabel 15
Perbedaan
RPP Sebelum dan Sesudah Direvisi
No.
|
RPP Sebelum Direvisi
|
RPP
Sesudah Direvisi
|
1.
|
Waktu di apersepsi 15 menit
|
Waktu di apersepsi 10 menit
|
2.
|
Kegiatan: bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati dituliskan pada bagian rincian kegiatan awal bagian
kedua
|
Kegiatan: bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati dituliskan pada bagian rincian kegiatan inti bagian
pertama
|
2.
|
Penggunaan kata asing instrument
|
Diganti dengan kata butir soal
|
3.
|
Penggunaan kata peserta didik dan pendidik
|
Diganti dengan kata siswa dan guru
|
4.
|
Tidak ada format penilaian karya tulis
|
Dicantumkan format penilaian karya tulis
|
5.
|
Artikel berjudul “Gangliosida Nutrisi untuk Anak “
|
Diganti dengan artikel berjudul “Jalan Kaki, Sehat Tanpa Cedera”
|
0 komentar