Kaya bukanlah hanya memiliki banyak uang (kaya materi), tetapi banyak dimensi-dimensi lain yang membuat Kaya itu menjadi bahagia, seperti Kaya Cinta, Kaya Ilmu, Kaya Spiritual, dan lain-lain. Ada lima poin dalam hal ini, yaitu:

1. Orang yang kaya itu adalah orang yang menikmati bukannya memiliki.
Misalnya jika kita mempunyai Villa tetapi tidak pernah kita tempati atau kita singgahi. Itu berarti kita tidak menikmati Villa tersebut, tetapi hanya memilikinya.

2. Orang yang kaya itu adalah orang yang membutuhkan paling sedikit, bukan yang paling banyak. Misalnya ketika kita memiliki ponsel hanya satu, ternyata masih merasa kurang dan membutuhkan ponsel satu lagi, sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan.

3. Orang yang kaya itu adalah orang yang banyak memberi, orang yang miskin adalah orang yang banyak meminta. Misalnya kita memberi uang kepada orang yang meminta-minta, karena hidupnya kekurangan.

4. Orang yang kaya itu adalah orang yang memiliki, tetapi tidak dimiliki.
Misalnya kita memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan kita yang dimiliki uang. Kalau kita dimiliki oleh uang, maka hidup kita selalu diatur oleh uang, bukan kita yang mengatur uang.

5. Orang yang kaya itu adalah orang yang memiliki banyak cinta.
Misalnya kita selalu marah atau terganggu oleh orang lain, padahal seharusnya kita seharusnya memiliki banyak cinta dan tidak pernah terganggu oleh orang lain.

Di dunia ini banyak sekali yang tidak bisa dibeli dengan uang. Dan orang yang memiliki banyak uang juga belum tentu orang yang Kaya. Termasuk manakah Anda, Kaya atau Miskin?

Kebaikan yang dilakukan secara terus menerus akan mendatangkan kebahagiaan. Jika kita ingin bahagia maka lakukanlah kebaikan, walaupun hanya kebaikan kecil, misalnya senyuman.

Ada lima poin tentang kebaikan, yaitu :

1. Kebaikan yang sejati sesungguhnya memiliki tiga komponen sekaligus; yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan.

2. Kebaikan adalah dasar dari segala-galanya. Tanpa kebaikan pencapaian tidak ada gunanya. Misalnya tetangga kita orang kaya, tetapi tidak baik. Pastinya kita akan malas untuk berteman dengannya.

3. Kebaikan adalah mata uang diseluruh dunia. Dimanapun kita berada, manusia selalu mencari kebaikan.

4. Kebaikan itu senantiasa bersifat konsisten. Misalnya, kita selalu berbuat baik kepada atasan kita, tetapi selalu marah-marah kepada bawahan kita. Maka sesungguhnya yang kita lakukan bukanlah kebaikan, tetapi kepentingan.

5. Ujian bagi kebaikan adalah kejahatan. Kita mudah berbuat baik bagi orang yang baik kepada kita, tetapi kita akan sukar berbuat baik kalau orang tersebut berbuat jahat kepada kita.

Kebaikan adalah sesuatu yang dicari oleh setiap orang, oleh karena itu berbuat baiklah agar kita selalu dicari oleh orang lain.


Oleh: Arvan Pradiansyah

Diposting oleh Rahmawati Blog on Sabtu, 07 Januari 2012
categories: edit post

0 komentar

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Selamat Datang

Selamat datang di Blog Kontemplatif Cendekia, media yang mengajak Anda untuk sejenak merenung dan menjadi lebih bijak dalam melangkah.

Jam dan Tanggal

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Visitors

free counters

About Me

Foto Saya
Rahmawati Blog
Lihat profil lengkapku